Strategi Penerobosan Pasar Ekspor Komoditi Ikan Hias ke Negara Inggris


BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1.     Latar Belakang

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut, memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam. Sebagai informasi saja dari total sekitar 40.000 spesies ikan yang ada di dunia 45 persennya ada di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan hahwa potensi perikanan yang dimiliki sangat besar sehingga pemanfaatan secara optimal sumber daya ikan yang dimiliki tersebut dapat menjadi tulang punggung pembangunan nasional,  meningkatkan kesejahteraan rakyat, , menyediakan perluasan dan kesempatan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing hasil perikanan serta menjamin masa depan bangsa.

Pada dasarnya bisnis ikan, baik itu ikan konsumsi maupun non konsumsi (ikan hias) mampu memberikan jaminan keuntungan yang lebih dari cukup bagi pengelolanya mengingat potensinya yang sangat besar untuk pasar nasional maupun internasional. Ikan hias sendiri terkenal sebagai komoditas budidaya yang potensial untuk bisnis ekspor. Fenomena pasar bebas membuat pasar ikan hias internasional semakin menggairahkan. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh Indonesia. Dalam mengembangkan usaha ikan hias tergolong mudah. Jika kita serius menekuni usaha ini sebenarnya kita dapat memperoleh hasil yang sangat besar. Selain harganya yang relatif tinggi siklus pemijahannyapun relatif lebih pendek dibandingkan ikan konsumsi. Dari data yang kami peroleh nilai ekspor ikan hias Indonesia tahun 2013 diperkirakan mencapai US$ 70 juta atau sekitar Rp 764 miliar, naik 20% dari US$ 58 juta pada 2012 dengan pasar terbesarnya adalah Eropa terutama Jerman, Inggris dan Perancis. Dengan uraian diatas kami akan membuat makalah mengenai “Strategi Penerobosan Pasar Ekspor Komoditi Ikan Hias ke Negara Inggris”

 

 

 

 

 

1.2.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut

  1. Bagaimana analisis SWOT dari bisnis ikan hias?
  2. Bagaimana bauran pemasaran dari bisnis ikan hias?
  3. Bagaimana pola persaingan yang digunakan dalam binis ikan hias?

1.3.     Tujuan penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan

  1. Mengetahui analisis SWOT dari bisnis ikan hias
  2. Mengetahui bauran pemasaran dari bisnis ikan hias
  3. Mengetahui pola persaingan yang digunakan dalam binis ikan hias

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

 

2.1.     Analisis SWOT

2.1.1.   Kekuatan dan Kelemahan

  1. Karakterisitik produk

Dalam karakteristik produknya indonesia memiliki beberapa keunggulan mutlak. Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Dapat kita ketahui Indonesia memiliki beberapa jenis ikan endemik yang tidak dimiliki oleh negara lainnya seperti ikan arwana red. Selain itu dengan memiliki 2 musim memungkinkan indonesia untuk mengembangbiakkan ikan yang tidak bisa dikembangbiakkan oleh negara tujuan ekspor yang memiliki empat musim.

Selain keungulan mutlak indonesia juga memiliki karakterisitik komparatif yang membedakan dari negara produsen ikan hias lainnya antara lain.

  • Indonesia memiliki berbagaimacam ikan hias asli indonesia dan yang berasal dari berbagai negara yang sangat diminati oleh pasar
  • Indonesia merupakan salah satu eksportir ikan hias terbear di asia tenggara bahkan di dunia.
  • Indonesia memiliki ikan hias dengan kualitas yang baik

Akan tetapi dari semua keunggulan yang dimiliki tersebut ada kelemahan yang membuat produk Indonesia menjadi agak jelek dimata konsumen seperti yang diungkapkan oleh penelitian dari Oregon State University, Amerika Serikat menunjukkan ikan hias dari negara-negara tropis bisa menularkan infeksi bateri dan penyakit.

 

  1. Karakteristik perusahaan

Untuk karakteristik perusahaan yang dimiliki Indonesia cenderung memiliki banyak kelemahan dibandingkan dengan negara produsen lainnya seperti:

  • Jaringan logistik yang kurang dibandingkan dengan negara-negara eksportir ikan hias lainnya sehingga biaya operasional lebih tinggi.
  • Ada nelayan ikan hias yang menggunakan racun untuk menagkap ikan hias yang berasal dari alam sehingga kualitas ikan yang ditangkap buruk.
  • Saat cuaca tidak menentu ikan yang ditangkap langsung dari alam susah didapat
  • Ketergantungan pada pasokan ikan hias terutama ikan hias yang belum dikembangbiakkan di penangkaran

Karaktersitik perusahaan yang dapat dijadikan keunggulan antara lain:

  • Lokasi Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang menyediakan lahan produksi ikan hias yang sangat besar untuk memenuhi pasar nasional bahkan internasional
  • Letak negara Indonesia yang strategis untuk jalur perdagangan dunia.
  • Perkembangan teknologi yang memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar yahng lebih luas.
  • Pemerintah melalui kementerian kelautan dan perikanan (KKP) terus mendukung pembudidayaan ikan hias melalui bantuan dana sehingga mendorong petani dan perusahaan untuk terus berkembang

2.1.2.   Peluang dan Tantangan

  1. Permintaan potensial produk

Peluang yang ada dalam bisnis ekspor ikan hias ini sangatlah besar hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

  • Pasar internasional yang prospektif karena terus mengalami perkembangan
  • Permintaan ikan hias yang terus meningkat
  • Ikan hias endemik yang mulai bisa dibudidayakan
  • Jumlah pemasok ikan hias yang relatif banyak
  • Potensi ikan hias yang cukup banyak
  • Kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi
  • Nilai tukar dolar yang tinggi

Selain alasan diatas peluang juga timbul karena konsumen ikan hias di setiap negara memiliki selera yang berbeda. Sehingga, jenis apa pun yang dihasilkan akan diserap. Semua ada pasarnya. Selera masyarakat Eropa berbeda dengan masyarakat Timur Tengah. Masyarakat Amerika dan Eropa lebih menyukai ikan yang dihasilkan dari budi daya apa pun jenisnya. Hal ini karena masyarakat Eropa memiliki kesadaran yang tinggi akan konservasi dan kelestarian spesies. Orang Timur Tengah lebih menyukai ikan hias dengan bentuk besar. Ikan arwana merupakan ikan yang disukai oleh masyarakat Timur Tengah, selain juga beberapa ikan hias air laut lainnya.

 

  1. Saingan potensial

Mengingat terus berkembangnya teknologi membuat semakin ketatnya persaingan dalam industri ikan hias. Sekarang ini Indonesia menempati peringkat ke lima setelah Singapura, Spanyol, Jepang dan Malaysia. Dari keempat negara diatas negara yang merupakan pesaing terbesar adalah singpura dan malaysia yang mana negara tersebut berada bersebelahan dengan Indonesia. Menurut informasi yang kami peroleh ikan hias yang diekspor oleh singapura 70% berasal dari Indonesia. Lebih miris lagi adalah malaysia, kita sering melihat melalui media elektronik yang memberitakan adanya laporan mengenai pencurian ikan oleh nelayan malaysia. Hal ini pastinya sangat merugikan bagi negara indonesia. Selain adanya pesaing potensial diatas ada beberapa ancaman lain yaitu:

  • Kerusakan lingkungan akibat penangkapan dengan menggunakan racun bisa menghambat perkembangbiakan
  • Adanya pencurian ikan oleh negara tetangga lainnya seperti Thailand

 

  1. Kebijakan negara pasar tujuan

Ada beberapa ancaman yang dialami oleh ekportir indonesia melalui hambatan peraturan yang dilakukan oleh degara importir ikan hias antara lain adalah.

  • Eropa mengharuskan penggunaan eco label pada setiap produk perikanan impor yang masuk. Bila tidak maka produk perikanan tidak dapat dipasarkan dan dibeli konsumen meskipun telah masuk ke negara tujuan.
  • Syarat ikan hasil tangkapnya harus dilakukan dengan kail pancing bukan jaring yang biasa sering dilakukan nelayan di Indonesia apalagi menggunakan racun
  • Syarat mutu yang harus dipenuhi oleh negara pengimpor.
  • Birokrasi perizinan ekspor dari pemerintah indonesia yang rumit dan merugikan seperti adanya pemerikasaan xray yang tarifnya meningkat.

2.2.     Bauran Pemasaran

2.2.1.    Produk

Berapa jenis ikan hias yang akan kami ekspor adalah ikan hias air tawar dan air laut antara lain:

 

  • Ikan arwana
  • Ikan botia
  • Ikan napoleon
  • Ikan cupang
  • Ikan Guppy
  • Ikan Koi

 

Kami memilih ikan-ikan tersebut karena merupakan ikan hias yang sangat diminati oleh pasar.

  1. Kebijakan pemerintah
  2. Untuk ikan arwana dan botia yang masih benih termasuk kelompok barang yang tata niaga ekspornya dilarang dengan rincian anak ikan Arwana (Scleropages Formosus dan Scleropages jardini) ukuran di bawah 10 centimeter (cm) dan benih ikan Botia hidup (Botia Macrakantha) ukuran panjang kurang dari 2,5 cm dan di atas 15 cm. Jadi untuk ikan arwana dengan ukuran diatas 10cm dan ikan boia ukuan antara 2,5-15 cm boleh untuk diekspor kan tetapi melauli kontrol yang sangat ketat untuk meminimalisir pelanggaran-planggaran yang ada.
  3. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Nomor HK.330/S3.6631/96 tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Nomor HK.330/Dj.8259/95 tentang Ukuran, Lokasi, dan Tata Cara Penangkapan Ikan Napoleon Wrasse telah diatur bahwa untuk hasil tangkapan ikan napoleon yang beratnya 3 kg per ekor harus dilepas kembali ke perairan. Saat ini, ikan napoleon sudah dimasukkan dalam CITES appendix 11 yang diputuskan pada Conference of Parties (COP) ke-13 di Bangkok yang diselenggarakan pada 2-14 Oktober 2004. Ini berarti, perdagangan ikan napoleon termasuk barang yang tata niaganya diawasi oleh pemerintah dalam rangka menghindari pemanfaatan yang tidak sesuai dengan kelangsungan hidupnya.
  4. Untuk ikan koi, guppy dan ikan cupang termasuk kelompok barang yang tat niaganya bebas untuk diekspor

 

 

  1. Kebijakan Fiskal

Ikan hias masuk pada ikan yang teidak terkena pajak ekspor akan tetapi membutuhkan biaya tambahan untuk pemerikasaan xray untuk espor dan pemerikasaan ikan

 

2.2.2.   Promotion

Ada beberapa cara untuk melakukan promosi ikan hias yang kami miliki antara lain adalah

  1. Mengikuti pameran ikan hias internasional yang ada. Hal ini dilakukan untuk membangun branding dan pasar lebih luas, bisa meningkatkan penetrasi pasar, dan memperkenalkan langsung kepada “end-users” sehingga memotong rantai perdagangan melalui Singapura.sehingga, sehingga ikan hias yang dimiliki lebih dikenal oleh dunia
  2. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini kami akan memilih iklan dengan menggunakan media internet baik melalui e-commerce yang ada maupun website pribadi. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut akan bisa menjangkau pasar yang sangat luas dengan biaya yang relatif lebih sedikit.
  3. Direct mail dengantujuan menyajikan daftar harga dan spesfikasi ikan hias yang kita miliki kepada konsumen secara langsung.
  4. Mengadakan kerjasama dengan importir ikan yang ada di negra inggris sehingga ketika ada konsumen yang membutuhkan ikan hias bisa melalui pihak yang ada diingris sehingga tidak perlu datang keIndonesia secara langsung
2.2.3.   Price

Untuk penetapan harga kami menggunakan current market price untuk ikan hias yang kami miliki. Hal ini dikarenakan banyak sekali pesaing yang terlibat dalam bisnis ikan hias ini baikyang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Berikut ini adalah spesifikasi harga dari ikan hias

  1. Ikan arwana dijual mulai jutaan hingga puluhan juta rupiah tergantung jenisnya
  2. Ikan botia berharga mulai Rp 5.000-Rp 50.000 per ekor.
  3. Ikan napoleon berharga mulai Rp 700.000 sampai 1,2 juta per kilogram.
  4. Ikan cupang berharga mulai Rp 25.000-Rp 200.000 per ekor.
  5. Ikan Guppy berharga mulai Rp 5.000-Rp 100.000 per ekor.
  6. Ikan Koi berharga mulai Rp 150.000 hingga ratusan juta rupiah per ekor.

 

2.2.4.   Place

Kawasan yang akan kami msuki adalah kawasan eropa barat (entry point amsterdam & hamburg) dengan tujuan utama adalah negara inggris. Ekpor yang dilakukan adalah ekspor secara langsung tertuju kepada importir negara tujuan hal ini diharapkan kontrol terhadap distribusinya semakin terjaga.

 

2.3.     Pola persaingan

Di era global ini jarang dan hampir tak ada yang bisa menjadi pemilik pasar. Semua lubang sudah terisi oleh persaingan yang ketat. Jika tak siap dalam dunia bisnis yang makin kompetitif, bisa dipastikan kita akan tereliminasi. Hal yang sama juga berlaku bagi bisnis ekspor ikan hias. Jika potensi kita tak berkembang, atau prestasi kita sangat minim atau produktifitas kerja kita jauh dari kata efisien dan efektif, maka siap-siaplah kita meninggalkan kursi dan sebaliknya mempersilakan pesaing akan menempatinya.

Namun ada baiknya kita tidak membenci situasi yang mengharuskan kita untuk berkompetisi, apalagi harus membenci pesaing kita. Sebab ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dalam sebuah kompetisi jika kita bisa menyikapi dengan sudut pandang yang positif yaitu dengan menggunakan pola persaingan yang inovatif. Pertama, persaingan bisa menjadi bahan bakar untuk memacu perusahaan kita. Tanpa persaingan mungkin kinerja kita sangat biasa, namun setelah ada ancaman dari kompetitor mau tidak mau kita harus meningkatkan kinerja dan kreatifitas yang kita miliki sebaik mungkin.  Kedua, persaingan membuat kita tahu posisi kita. Keberhasilan pesaing bisa kita gunakan sebagai barometer atau tolak ukur. Paling tidak kita akan tahu apakah kita jauh tertinggal, ataukah sekarang ini kitalah yang jadi pemimpin pasar. Jika kita menyadari bahwa kita tertinggal, maka kita akan dengan cepat mengejar ketertinggalan itu. Yang ketiga adalah dengan menggunakan pola persaingan inovatif kita akan bisa mengetahiu apa yang konsumen inginkan dan bisa memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

 

 

 

 

 

BAB III
PENUTUP

3.1.     Kesimpulan
  1. Ikan hias (arwana, botia, napoleon, cupang, guppy, koi) meruapakan komoditi perikanan yang pasaran ekspornya cukup menonjol, sehingga selama sekitar beberapa tahun terakhir telah berkembang cukup pesat. Karena besarnya permintaan pasaran internasional, menyebabkan persaingan semakin ketat.
  2. Secara teknis budidaya ikan hias dapat dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, karena didukung oleh sumber daya alam dan iklim yang sesuai dengan tuntutan hidup ikan. Tetapi untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, dan untuk kepentingan masa depan dan masyarakat nelayan serta pengembangan usaha perikanan pada umumnya, diperlukan adanya partisipasi yang lebih besar lagi dari Lembaga-lembaga penelitian (Pemerintah maupun swasta) untuk mengembangkan penelitian pengadaan bibit budidaya ikan hias yang sulit dibudidayakan.
3.2.     Saran
  1. Sebaiknya pemerintah mempermudah dalam ekpor ikan hias dalam negeri yang dihasilkan dari budidaya. Hal ini dilakukan agar bisa mendorong para pengusaha untuk melakukan budidaya dengan jumlah yang besar
  2. Selain melakukan bantuan pendanaan pemerintah bisa mendorong amsyarakat untuk melakukan usaha pengembangan pemijahan ikan hias denganmengadakan pelatihan atau berbagai penyuluhan
  3. Para pengusaha bisa bekerjasama untuk mengurangi ekspor ikan ke singapura dan mengalihkan kepada end-user agar indonesia bisa menjadi pengekspor ikan hias terbesar di dunia dan bisa mendapatkan keuntungan yang besar.

Leave a Reply